Pada mulanya adalah aku.
Aku hanya seorang pria bumi biasa. Jauh dari kata sempurna. Dan selama hidup ku, sedikit sekali ku yakin pada kebetulan n tak pernah percaya pada keajaiban serta tak paham Arti Cinta sesungguhnya.
Namun suatu hari ku melihat mu. Makhluk Langit ciptaan Tuhan yg Indah. Bak malaikat. Seorang Bidadari tak bersayap yg dikirim Tuhan dalam wujud wajah Kamu.
Seketika serasa berhenti laju waktu. Begitu pun membisu degup jantungku.
Tak ku sadar bahwa aku sungguh terkagum pada mu.
Dan Kudapati bahwa aku telah JATUH CINTA PADA MU. sedikit LANCANG HATI KU. tapi Sungguh baru kali ini Aku serasa yakin pada keajaiban. Kau buat ku percaya pada keajaiban, n kaulah keajaiban itu.
Kini aku terseret dalam keajaiban itu. Keajaiban CINTA.
I fall in love with u. Love at a verry first sight.
Maaf kan aku (Kata ku pada kau)
Kau makhluk langit n ku hanya manusia biasa.
Tapi CINTA yg ku Punya itu. CINTA yg luar biasa. Ku janjikan pada kau.
Karena cinta itu muncul dengan sebuah KEAJAIBAN.
n akhirnya Ku hanya bisa berkata pada Kau gadis pujaannya. AKU CINTA KAU
Cinglydon
Jumat, 10 November 2017
Selasa, 10 Oktober 2017
KOMUNIKASI KESEHATAN
PENGERTIAN DAN DEFINISI KOMUNIKASI
Dalam Encharta Dictionary,
istilah “komunikasi” memiliki empat pengertian yaitu:
1.
Exchange of information between individuals, atau pertukaran informasi antar
individu, misalnya percakapan, tulisan, atau menggunakan simbol-simbol dan
perilaku yang berlaku secara umum;
2.
Message atau pesan. Pesan tersebut dapat berbentuk pesan-pesan lisan dan
tulisan;
3.
Act of communicating. Komunikasi dapat berupa tindakan-tindakan untuk melakukan
komunikasi;
4.
Rapport. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai rasa saling memahami dan
simpati; dan
5.
Access. Komunikasi dapat diartikan sebagai akses untuk memperoleh komunikasi,
misalnya saluran penghubung komunikasi, dan sebagainya.
Para ahli komunikasi
mendefinisikan “komunikasi” dalam perspektif yang berbeda-beda, di antaranya
adalah:
1. Harold D.
Laswell, . Komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses menjelaskan: Siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa?
Kepada siapa? Efeknya apa?
2. Carl
I. Hovland, Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain
3. Bernard Barelson &
Garry A. Steiner, Komunikasi
adalah proses transfomasi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan
sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka,
dan sebagainya
4. Claude Shannon &
Warren Weafer, Komunikasi
adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama
lain, baik disengaja atau tidak disengaja
5. Judy C. Pearson & Paul
Emelson, Komunikasi adalah proses memahami
dan berbagi makna.
Dengan demikian dapat disimpulkan
berdasarkan definisi di atas, komunikasi merupakan sebuah proses yang
melibatkan pemberi komunikasi (komunikator) dan penerima komunikasi
(komunikan), dimana proses tersebut dapat berbentuk:
-
Penjelasan terhadap “siapa, apa yang dikatakan, dengan saluran apa, kepada
siapa, dan bagaimana efeknya”;
· Penyampaian
rangsangan dari komunikator kepada komunikan untuk mengubah perilaku;
· Transformasi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya;
· Interaksi
yang saling pengaruh mempengaruhi baik sengaja atau tidak disengaja
· Memahami
dan berbagi makna
KOMUNIKASI KESEHATAN
CDC mendefinisikan komunikasi
kesehatan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari dan menggunakan strategi
komunikasi untuk menginformasikan dan mempengaruhi keputusan individu dan/atau
komunitas dalam rangka meningkatkan kesehatan. Sementara menurut du Pré (2014)
komunikasi kesehatan meliputi proses menyampaikan, mencari, dan membuat
pengertian atau pemahaham terhadap informasi yang berhubungan dengan kesehatan.
Definisi
komunikasi kesehatan lainnya dikemukakan oleh berbagai ahli seperti:
1. Ratzan dkk, Seni dan metode untuk
menginformasikan, mempengaruhi dan memotivasi individu, institusi, dan
masyarakat tentang issue-issue kesehatan yang penting
2. Bernhardt , Komunikasi
kesehatan adalah suatu pengembangan ilmu pengetahuan, penyampaian strategi, dan
evaluasi kritis terhadap relevansi, akurasi, keterjangkauan, dan pemahaman akan
informasi kesehatan, baik yang berasal atau disampaikan kepada pendengar, dalam
rangka peningkatan kesehatan masyarakarat
3. Schiavo, Komunikasi
kesehatan adalah pendekatan multidisiplin untuk menjangkau berbagai audiens dan
membagi informasi kesehatan, yang bertujuan mempengaruhi, mengikat, dan
mendapat dukungan dari individu, komunitas, profesi kesehatan, kelompok
tertentu, pembuat kebijakan, dan masyarakat, dalam rangka memperkenalkan,
mengadopsi, atau mempertahankan sebuah perilaku, praktik, atau kebijakan yang
akan meningkatkan derajat kesehatan
Sehingga komunikasi kesehatan
mengandung unsur-unsur filosofis dan karakteristik sebagai berikut:
1.
Sebuah ilmu, seni dan metode yang multidisiplin. Berarti bahwa proses dalam
mengkomunikasikan masalah-masalah kesehatan harus mengikuti metode ilmiah, bukan
metode yang disampaikan secara sembarangan, dari berbagai sudut pandang ilmu.
Disamping itu penyampaian sebuah komunikasi kesehatan mempertimbangkan aspek
budaya yang ada di masyarakat, sehingga seorang komunikator diharapkan
mengetahui seni untuk menyampaikan komunikasi pada berbagai kelompok orang.
2.
Mempelajari dan menggunakan strategi komunikasi. Pengertian strategi mengandung
arti bahwa komunikasi kesehatan merupakan cara untuk mencapai sebuah tujuan
terutama tujuan peningkatan kesehatan melalui perubahan perilaku penerima
komunikasi.
3.
Mengiformasikan, mempengaruhi dan memotivasi individu, komunitas, institusi dan
masyarakat untuk mengambil berbagai keputusan di bidang kesehatan menggunakan
isu-isu kesehatan terkini. Komunikasi kesehatan bukan hanya ditujukan bagi
individu saja namun bagi khalayak yang lebih luas.
4.
Mengevaluasi relevansi, akurasi, keterjangkauan, dan pemahaman terhadap
informasi kesehatan yang berasal dari pendengar atau yang disampaikan kepada
pendengar. Sehingga komunikasi kesehatan bukan hanya kegiatan menyampaikan
tetapi juga mengevaluasi aspek-aspek keberhasilan komunikasi kesehatan.
5.
Bertujuan meningkatkan kesehatan. Ouput dari komunikasi kesehatan adalah
peningkatan kesehatan, sehingga sejalan dengan upaya kesehatan masyarakat yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif.
Sementara Du Pré (2014)
menyebutkan prinsip-prinsip dalam komunikasi kesehatan antara lain:
a.
Komunikasi kesehatan bisa terjadi secara sengaja atau tidak disengaja, dan
terbuka atau tersamarkan.
b.
Komunikasi kesehatan merupakan pencapaian kerja yang kolaboratif yang hasilnya
dipengaruhi oleh setiap orang yang terlibat. Hal ini akan jelas terlihat ketika
orang-orang tersebut berinteraksi satu per satu.
c.
Keberhasilan komunikasi kesehatan dipengaruhi oleh konteks. Misalnya struktur
dan iklim organisasi mempengaruhi bagaimana perbincangan terjadi dalam ruang
pemeriksaan.
d.
Penetapan antara komunikasi dan kesehatan akan saling terkait pada setiap
tingkatan; dan
e.
Komunikasi kesehatan tidak selalu konstruktif, kadang-kadang bahasa tubuh dan
komentar yang tidak perlu dapat merusak komunikasi. Sensitifitas terhadap
budaya dan informasi yang tidak akurat kadang-kadang menimbulkan komunikasi
yang buruk. Bahkan keputusan untuk tidak menyampaikan informasi sama sekali
kadang lebih baik dilakukan untuk menghindari masalah tersebut.
Secara komprehensif menurut
Schiavo (2007) komunikasi kesehatan memiliki karakteristik antara lain:
a.
Berfokus pada audiens
b.
Dilakukan berdasarkan penelitian
c.
Dilakukan dengan multidisiplin ilmu
d.
Upaya yang sifatnya strategis
e.
Berorientasi pada proses
f.
Mempertimbangkan efektifitas biaya
g.
Membutuhkan kreatifitas tinggi
h.
Audiens yang terlibat serta media yang dipakai bersifat khusus
i.
Dilakukan untuk membangun hubungan, dan
j.
Bertujuan untuk mengubah perilaku atau kehidupan sosial.
Sebagai sebuah proses yang
melibatkan manusia, komunikasi kesehatan dinaungi oleh lingkungan yang
membatasinya dengan aktivitas lain di bidang kesehatan. Lingkungan tersebut
terdiri dari empat jenis yaitu
1) audiens;
2) perilaku kesehatan serta
produk/jasa kesehatan;
3) lingkunga sosial; dan
4) lingkungan politik.
Lingkungan audiensi yang perlu
mendapat perhatian dalam komunikasi kesehatan antara lain: keyakinan, sikap,
dan perilaku; budaya, usia, dan gender/jenis kelamin; tingkat pengetahuan;
faktor risiko dan gaya hidup; dan status sosial ekonomi.
kesehatan
meliputi lima macam kegiatan:
1.
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar individu;
2.
Public relation atau komunikasi publik, hingga hubungan dengan pemerintah;
3.
Mobilisasi komunitas atau menggerakan masyarakat untuk berperilaku sehat;
4.
Komunikasi yang dibangun antar tenaga kesehatan; dan
5.
Hubungan yang baik dengan konstituen.
KOMUNIKASI KESEHATAN YANG
EFEKTIF
Aktifitas komunikasi kesehatan
yang efektif setidaknya memenuhi tiga syarat yaitu:
1.
Dilakukan secara terus menerus serta berkesinambungan membentuk alur yang
disebut siklus komunikasi kesehatan
2.
Mencakup seluruh level kehidupan manusia yang mempengaruhi perilaku individu
yang disebut dengan model ekologis
3.
Menerapkan perencanaan yang matang
Siklus Komunikasi Kesehatan
Komunikasi kesehatan seperti
halnya proses kerja yang lain merupakan satu siklus yang tidak berhenti dan
berlangsung secara kontinyu. Siklus tersebtu dimulai dari pengumpulan dan
analisis data, penentuan strategi komunikasi, tahap eveluasi, dan dimulai lagi
dari awal.
Tahap pertama dalam
siklus tersebut adalah pengumpulan dan analisis data. Tahap ini bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan dan perilaku/lingkungan. Untuk memperolaeh
data tersebut, pelaksana komunikasi kesehatan bisa melihat dari data-data
surveilans atau epidemiologi lingkungan.
Tahap kedua adalah
menentukan strategi komunikasi yang tepat. Strategi tersebut dikembangkan untuk
memodifikasi perilaku audiens, memodifikasi perilaku yang mempengaruhi perilaku
kesehatan, dan untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi lingkungan.
Tahap ketiga adalah
mengevaluasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah strategi komunikasi yang
dipakai telah efektik mengubah perilaku sosial atau memperbaiki kondisi
lingkungan. Berdasarkan hasil evaluasi inilah, pelaksana komunikasi kesehatan
kembali melakukan pengumpulan dan analisis data. Proses ini berjalan terus
membentuk siklus yang kontinyu.
Model Ekologis
Syarat
kedua dari suatu komunikasi kesehatan yang efektif adalah berpedoman pada model
ekologis manusia. Menurut model ekologis, perilaku individu dipengaruhi
oleh faktor internal berupa ciri-ciri atau karakteristik individu (seperti
usia, jenis kelamin, ras, dan faktor biologis) dan faktor-faktor lingkungan
yang ada di sekitarnya yang terdiri dari organizational level, societal level,
dan environmental level.
Organizational
level merupakan kondisi lingkungan tempat individu bercengkrama dalam lingkup
terkecil seperti lingkungan sosial, keluarga, dan komunitas. Societal level
merupakan kondisi lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap perilaku
individu berupa tempat individu menetap (tempat tingga;) dan bekerja (tempat
kerja). Misalnya perumahan atau RT/RW, kantor, sekolah, dan sebagainya.
Environmental level yaitu kondisi lingkungan sosial yang mempengaruhi individu
secara tidak langsung dan bersifat sangat luas, misalnya kota, provinsi,
negara, dan seterusnya.
Contoh
bentuk komunikasi kesehatan adalah kampanye mencegah hipertensi pada usia 45
tahun ke atas. Model ekologis yang sesuai dengan kampanye dan mempengaruhi
perilaku individu dalam mencegah hipertensi adalah:
1. Faktor
internal berupa ciri-ciri individu, yaitu
o Makin
bertambah usia maka risiko hipertensi semakin tinggi
o Jenis
kelamin perempuan lebih rentan terkena hipertensi
o Risiko
hiperte[nsi meningkat pada ras/suku tertentu
o Orang
dengan kadar kolesterol dalam darah tinggi (hiperkolesterol) maka lebih
berisiko terkena hipertensi
2. Organizational
level. Pada level ini kampanye ditujukan pada intervensi di tingkat keluarga
yang mempengaruhi kejadian hipertensi seperti rutin makan sayur dan gizi yang
seimbang;
3. Societal
level. Pada level ini kampanye pencegahan hipertensi difokuskan pada
aktivitas-aktivitas di level tempat bermukim atau tempat bekerja individu.
Misalnya rutin melakukan olahraga atau senam, mencegah stress kerja, dan
sebagainya; dan
4. Environmental
level. Pada level ini kampanye pencegahan hipertensi ditujukan bagi masyarakat
yang lebih luas, seperti anjuran untuk secara rutin melakukan medical check up.
Model
ekologis juga dapat membantu pelaksana komunikasi kesehatan menentukan
intervensi utama dan dukungan komunikasi sebagai upaya mengubah perilaku
audiens.
Perencanaan Komunikasi Kesehatan
Komunikasi
kesehatan yang efektif harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang.
Menurut Parvanta (2011), perencanaan komunikasi kesehatan terdiri dari 6
tahapan yaitu perencanaan makro, perencanaan strategi komunikasi, perencanaan
implementasi/taktis, perencanaan evaluasi, perencanaan keberlangsungan program,
dan bila diperlukan perencanaan publikasi.
Tahap pertama adalah perencanaan makro meliputi
analisis permasalahan kesehatan, menentukan model ekologis, strategi
intervensi, dan penentuan populasi target (audiens). Perencanaan ini dapat
dilakukan bila data-data epidemiologik menunjukkan terdapat permasalahan yang
mempengaruhi kesehatan kelompok/komunitas. Bila ternyata pada komunitas
tersebut telah ada intervensi yang pernah dilakukan, maka intervensi yang
diusulkan agar diuji terlebih dahulu. Pada tahapan ini, minimal output
perencanaan yang dihasilkan adalah diketahuinya permasalahan atau potensi
permasalahan yang ada, sebelum masuk ke tahap perencanaan berikutnya.
Tahap kedua yaitu perencanaan strategi
komunikasi. Pada tahap ini perencanaan difokuskan pada tujuan khusus perubahan
perilaku, jenis audiens yang akan diintervensi, pesan-pesan yang akan
disampaikan, dan media yang akan digunakan. Disamping itu dilakukan pengujian
(uji coba) terhadap strategi konsep, pesan, materi, dan media yang akan
dipakai. Terkadang dibutuhkan riset yang mendalam terhadap strategi yang akan
dipakai.
Tahap ketiga adalah perencanaan implementasi
atau perencanaan taktis, yaitu merencanakan pelaksanaan komunikasi kesehatan
secara taktis dan teknis. Pada tahap perencanaan ini setidaknya ada enam jenis
pertanyaan yang harus dijawab yakni Apa yang akan dilakukan? Dimana
dilakukannya? Kapan dilakukan? Bagaimana cara melakukannya?
Tahap keempat adalah perencanaan evaluasi yaitu
merencanakan metode untuk menilai keberhasilan program komunikasi kesehatan.
Pada tahap ini perencanaan difokuskan pada penentuan aspek/dimensi untuk
memonitor dan mengevaluasi intervensi komunikasi kesehatan. Tujuan dari
perencanaan ini adalah memastikan kemanfaatan program komkes bagi pemangku
kepentingan. Sebaiknya perencanaan evaluasi dilakukan di awal pelaksanaan.
Tahap kelima adalah perencanaan keberlangsungan
program komkes. Pada tahap ini ditentukan atau direncanakan kegiatan untuk
menjalin kerjasama dan kemungkinan pengembangan program komkes agar tetap
berkesinambungan. Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah:
-
Memastikan bahwa program komkes menjangkau audiesn yang luas
-
Mengurangi biaya
-
Menghasilkan program yang berkelanjutan
Yang
terakhir adalah perencanaan publikasi. Tahap ini dilakukan bila memang
dibutuhkan publikasi atau penyampaian hasil kegiatan kepada pihak-pihak
terkait, pemangku kepentingan dan masyarakat luas. Media publikasi yang dipilih
sebaiknya sesuai dengan karakteristik audiens.
Referensi
Du Pré, Athena (2014). “Basic concepts of
Communication” dalam Teresa L. Thompson (ed.)
Encyclopedia of Health Communication, LA: Sage
Publication
Nurudin (2016). Ilmu Komunikasi: Ilmiah dan
Populer, Jakarta: Rajawali Press
Parvanta,
C., David E.N., Sarah A.P., dan Richard N.H. (2011). Essentials of Public
Health Communication, Ontario: John & Bartlet Learning
Schiavo, Renata (2007). Health Communication:
from Theory to Practice, CA: Jossey-Bass
Thompson, Teresa L (2014).
“Introduction” dalam Teresa L. Thompson (ed.) Encyclopedia of Health
Communication, LA: Sage Publica
Langganan:
Postingan (Atom)